Tuesday, December 10, 2019

Cerbung: Jika Aku Menikah Muda - Episode 01 | Art Creative Multimedia Publishing Madura



JIKA AKU MENIKAH MUDA
Karya : A. Rahman AP

• EPISODE 01 •





Pagi-pagi sekali, Akbar turun dari tangga dengan sebuah map yang di pegangnya, dia teriak memanggil Ayah dan Ibunya dan pamit pada kedua orang tuanya untuk menghadiri rapat dengan klien.



AKBAR : Ayah! Ibu! Akbar berangkat ya? Akbar buru-buru, soalnya ada rapat penting dengan klien pagi ini 



Janeta (Ibunya) datang menghampiri Akbar dan memintanya untuk sarapan, namun Akbar menolaknya.



JANETA : Eeehh, tunggu dulu sayang, sarapan dulu, sebentar saja. Biar Ibu siapin ya? 

AKBAR : Tidak usah Bu, terima kasih. Nanti biar Akbar sarapan di kantor saja. 

JANETA : Baiklah kalau begitu 



Akbar lalu menyapa dan pamit pada Harun (Ayahnya) yang tengah duduk di kursi sambil membaca koran



AKBAR : Ayah, Akbar berangkat ya... 

HARUN : Iya, kau hati-hati di jalan Nak... 

AKBAR : Baiklah, terima kasih Ayah 



###



Akbar Kurniawan Kusumajaya, atas kerja kerasnya melanjutkan usaha Ayahnya selama ini, membuat dia menjadi deretan pengusaha muda yang sukses. Dia berdiri dengan penampilan rapi, kemeja putih dan jas serta kacamata hitamnya, membuat dia tampil menawan dan mempesona. Dia lalu masuk mobil sambil berkata Pekerjaan harus tetap jadi nomor satu  kemudian dia menghidupkan mobilnya dan berangkat.



Di dalam rumah, Janeta menghampiri Harun (Suaminya) dengan membawa kopi untuknya sambil mengatakan sesuatu tentang anaknya itu.



JANETA : Suamiku, apa tidak sebaiknya kita carikan jodoh buat Akbar? Aku pikir sebaiknya kita nikahkan saja dia, karena aku merasa semakin hari dia semakin sibuk dengan pekerjaannya dan tidak ada yang mengurusnya. Kalau dia menikah, mungkin itu lebih baik, setidaknya ada yang mengurusnya, membangunkannya tiap pagi, menyiapkan pakaian dan sarapannya 

HARUN : Sama, Aku juga berpikir begitu Istriku. Tapi, dengan siapa kita akan menikahkan Akbar? Semenjak selesai kuliah, Aku sudah tidak pernah melihat Akbar mengenalkan wanita lagi sama kita 

JANETA : Ya ampun suamiku, apa kau sudah lupa kejadian saat itu? 



{

(Mengingat kejadian saat Akbar memperkenalkan seorang wanita pada kedua orang tuanya, saat Ibu dan Ayahnya mengatakan kalau mereka akan diikatkan dalam sebuah hubungan "Tunangan", Maia (Pacar Akbar) menghina Akbar karena penampilannya yang seperti anak kecil dan kacamata yang ia kenakan. Di depan kedua orang tua Akbar, Maia berkata kalau dia hanya memanfaatkan uangnya saja dan tidak mau menikah dengannya)



Akbar dan keluarga yang tengah makan malam bersama dengan Maia dan juga Aldo (Kakaknya), berbicara mengenai hubungan mereka.



HARUN : Nak... Apa kau benar-benar sangat mencintai Akbar putraku? 

MAIA : Iya Paman, tentu saja. Kenapa tidak 

JANETA : Lalu kenapa kalian tidak segera melanjutkan hubungan kalian? 

MAIA : Apa maksud Bibi? 

HARUN : Kita pikir, sebaiknya kalian ikatkan hubungan kalian secepatnya. Tidak baik lama-lama berpacaran. Kalian akan tunangan, Apa kedua orang tuamu sudah mengenal Akbar? 

MAIA : Tapi Paman? 

JANETA : Kenapa? Apa kau tidak mau menikah dengan putraku? Bukankah kalian berdua saling cinta? 

MAIA : Apa? Me-me-menikah? Tidak! Tidak! Aku tidak mau menikah sama putra Bibi yang penampilannya kayak anak kecil ini. Lihat dia? Dengan kaca mata bulatnya itu dan pakaian rapinya serta cara bicaranya yang aneh, membuat aku malu saja. Aku terpaksa dekat dengan dia, itu hanya karena uang, biar aku bisa belanja barang-barang mewah. Dan ya, ini bukanlah kakakku. Tapi Aldo, pacarku. Jadi mohon maaf ya Paman, Bibi, aku sama sekali tidak tertarik sama putra kalian ini 

JANETA : Hei, apa maksudmu? Beraninya kau menghina anakku seperti itu di depan kami, kau pikir kau ini siapa? Dasar wanita tidak tau diri. Apa kau pikir putraku mau kau bodohi, sekarang lebih baik kalian pergi dari sini dan jangan pernah ganggu putraku lagi. Kau ingat itu! 

HARUN : Sudahlah Neta, 

MAIA : Baik, aku akan pergi dari sini. Lagian, wanita mana yang bakal mau deketin anak cupu seperti Akbar. Ayo sayang kita pergi. 

JANETA : Dasar wanita kurang ajar, apa dia tidak diajari sopan santun sama orang tuanya, berani-beraninya dia mempermainkan putraku 



Akbar berlari ke kamarnya di atas sambil menangis. Janeta mencoba mengejarnya namun Harun mengatakan biarkan dia sendiri dulu.



JANETA : Akbar, sayang kau mau kemana? 

HARUN : Sudahlah Neta, biarkan saja dia sendiri dulu. Dia pasti sangat terpukul dengan kejadian ini 

}



Kembali ke sekarang . . .



JANETA : Semenjak kejadian itulah, putraku jadi merubah penampilannya, sikapnyapun sekarang sedikit pemarah. Kadang-kadang dia tidak bisa mengendalikan emosinya, Aku jadi merasa sedih dan khawatir dengannya. Wanita itu sudah benar-benar merubah putraku 

HARUN : Sudahlah Neta, jangan pikirkan itu lagi 



Saat Harun dan Janeta mengobrol, tiba-tiba Nenek keluar dari kamarnya mendengar pembicaraan Harun dan Janeta.



NENEK : Sebaiknya kalian cepat wujudkan keinginan kalian itu, aku juga ingin cucuku bahagia dan ingin melihat menantu di rumah ini 

HARUN : Ibu, Ibu kenapa keluar kamar sih...? 

NENEK : Harun, Ibu merasa bosan berdiam diri di kamar terus. Ibu ingin jalan-jalan keluar. Dan ya, Ibu ingin mencarikan wanita baik untuk Akbar cucuku 



Janeta lalu memanggil Roby agar menemani Neneknya jalan-jalan ke taman baru di dekat rumah mereka.



JANETA : Baiklah, kalau Ibu mau jalan-jalan. Biar aku panggilkan Roby untuk menemani Ibu, Roby... Roby... 

ROBY : Iya Bu, 

JANETA : Sayang, apa kau bisa menemani Nenekmu jalan-jalan keluar hari ini? 

ROBY : Iya tunggu sebentar 



Roby segara turun dan bersedia menemani Neneknya.



ROBY : Baiklah. Nenek... Sekarang Nenek mau jalan-jalan kemana? Roby siap menemani Nenek seharian ini 

NENEK : Cucuku yang satu ini benar-benar sayang sama Neneknya ini? Baiklah, Nenek mau jalan-jalan ke taman. Kau harus menemani Nenek seharian 

ROBY : Nenek bisa aja, Roby jadi malu. Oke, kalau begitu ayo kita berangkat sekarang... 



Semuanya tertawa, lalu Roby mendorong kursi roda Neneknya dan berangkat ke taman.



###



Di rumah keluarga Perwira. Chantika seorang Dokter Muda yang Cantik, pamit kepada kedua orang tuanya Hendra dan Zaenab. Chantika terpaksa memakai sepeda karena ada masalah sama mobilnya. Dia meminta agar ayahnya yang datang ke bengkel, dia akan pulang terlambat karena ada pasien yang akan di operasi.



CHANTIKA : Ayah, Ibu. Aku berangkat ya... 

ZAENAB : Iya, hati-hati Nak... 

CHANTIKA : Oh iya Ayah, tolong nanti antarkan mobilku ke bengkel ya Yah. Soalnya aku agak malam pulangnya, ada pasien yang akan di operasi 

HENDRA : Baiklah. Ayah akan urus semuanya, tenang saja. Kau hati-hati di jalan 

CHANTIKA : Terima kasih Ayah 

HENDRA : Hemm... 

CHANTIKA : Daa 

HENDRA & ZAENAB : Daa... 



###



Di perjalanan mobil Akbar tiba-tiba mati. Akbar mencobanya menstater berkali-kali namun tetap tidak bisa, dia pun marah.



AKBAR : Aduuuh! Ada apa lagi sekarang? Kenapa mobilnya mati. Menyebalkan sekali 



Akbar lalu turun dengan kesal dan menelfon temannya agar segera menjemputnya, saat dia menelfon dia tidak sadar kalau dia berdiri di tengah jalan yang berlawanan dan tidak mendengar teriakan Chantika yang tengah melaju dengan cepat bersama dengan sepedanya membelakangi Akbar.



AKBAR : Halo, Arya bisa tolong kau jemput aku di dekat taman secepatnya? Mobilku mogok, dan aku harus segera menemui klien penting hari ini 

ARYA : Taman? 

AKBAR : Iya taman baru di jalan yang menuju kerumahku. Kau tau tempatnya kan? 

ARYA : Iya, iya, baik, aku akan segera sampai dalam 10 menit 

AKBAR : Baiklah, aku tunggu 



Usai menelfon, Akbar menoleh ke belakang dan melihat sepeda Chantika yang melaju dengan cepat. Chantika pun tidak bisa menghentikan sepedanya, dia hanya berteriak agar Akbar menyingkir dari tempat itu, namun semua itu sudah terlambat akhirnya sepedanya menabrak Akbar.



CHANTIKA : Awass...!!! Tolong minggir...!! 

Brukk!!!  mereka berdua terjatuh saling tindih, mereka saling menatap dan berteriak bersamaan lalu berdiri



AKBAR & CHANTIKA : Aaaa!!!! 

AKBAR : Kau, apa kau sudah kehilangan akal? Kau ini kenapa? Apa kau tidak bisa melihat? Kenapa kau menabrakku? 

CHANTIKA : Bapak sendiri yang menelfon di tengah jalan dan tidak mendengar teriakanku 

AKBAR : Apa? Tunggu-tunggu? Kau memanggilku apa tadi? Bapak? Aku rasa benar-benar ada masalah dengan matamu itu, sebaiknya kau periksa saja matamu itu. Aku ini masih muda. Sembarangan saja kau memanggilku Bapak! 

CHANTIKA : Lalu aku harus memanggilmu apa? Paman, Bibi atau Kakek? Hahaha 

AKBAR : Hih hih hih, Lucu sekali. Baiklah terserah kau saja. Tapi kau belum menjawab pertanyaanku, apa masalahmu? Kenapa kau menabrakku? 

CHANTIKA : Sepedaku tidak bisa berhenti 

AKBAR : Alasan! Kau sengaja cari kesempatan buat meniban badanku, iya kan? 

CHANTIKA : Ih! Kau, apa kau pikir aku mau meniban badanmu itu? Mendingan aku meniban aspal 

AKBAR : Ya, ya, ya. Aku tau, habis ini kau pasti memerasku. Kau ingin meminta uang buat ganti rugi, benar kan? Itulah kenyataannya. Sudahlah, kau tidak bisa berbohong lagi padaku, aku ini ahlinya menebak 

CHANTIKA : Bapak hati-hati kalau bicara ya? Tidak semua orang sama seperti apa yang Bapak pikirkan 

AKBAR : Lalu, kenapa tadi kau tidak berhenti jika kau melihat aku berdiri di tengah jalan? Bukankah itu sengaja namanya? 

CHANTIKA : Kau ini! Sudah salah masih saja tidak mau kalah. Aku sudah katakan kalau sepedaku tidak bisa berhenti dan aku sudah berteriak tolong minggir, tapi kau sendiri sibuk dengan ponselmu. Dengar ya, sekarang aku lagi buru-buru, ada pasien yang lagi membutuhkanku. Jadi tolong kau minggir, aku mau lewat 

AKBAR : Aku tidak peduli sama pasienmu itu. Sekarang lihat, bajuku jadi kotor, aku harus menghadiri rapat hari ini, dan kau . . . 

CHANTIKA : Wah, wah, wah. Kau ini hebat sekali, tadi kau bilang apa? Aku memerasmu? Sekarang coba lihat, kau memintaku untuk mengganti rugi bajumu yang jelek itu? 

AKBAR : Apa maksudmu? Bajuku ini jelek? Heh! Asal kau tau ya, baju dan jasku ini harganya jutaan rupiah 

CHANTIKA : Aku tidak peduli dengan harga bajumu itu, mau harganya jutaan bahkan milyaran. Yang aku tau, baju yang kau pakai itu tidak ada bedanya sama baju-baju yang di jual di pasaran! 

AKBAR : Kau ini? Wanita yang menyebalkan. Sudah sana pergi! Kau membuang-buang waktuku saja 

CHANTIKA : Dan kau? Pria yang sangat angkuh, sombong, egois dan keras kepala. Tidak punya rasa bersalah sama sekali 

AKBAR : Apa kau bilang? Apa aku tidak salah dengar? Kau yang sudah menabrak dan meniban badanku dan kau juga yang sudah membuat bajuku kotor. Sekarang aku yang harus meminta maaf padamu. Lucu sekali. Apakah aku harus bersujud dihadapanmu? 

CHANTIKA : Hei, aku ini wanita. apa kau tidak pernah mengerti wanita? 

AKBAR : Benar, wanita selalu saja ingin di mengerti tapi tidak pernah mau mengerti 

CHANTIKA : Siapapun tidak akan pernah bisa mengerti jika pria bersikap sepertimu 

AKBAR : Lalu? Apa aku harus mengerti sama wanita sepertimu. Kau... Kau bukan Ibuku, jadi untuk apa aku mengerti dirimu 

CHANTIKA : Kau benar-benar pria yang menyebalkan 

AKBAR : Lalu apa masalahmu? 

CHANTIKA : Kau sendirilah yang membuat masalah dengan semua ini, masalah kecil saja di besar-besarkan 

AKBAR : Baiklah, jangan pedulikan aku. Sekarang cepat kau pergi, bukankah pasienmu sudah menunggumu 

CHANTIKA : Menyebalkan! 

AKBAR : Kau juga menyebalkan 



Chantika pergi mengendarai sepedanya meninggalkan Akbar. Diperjalanan Chantika ngomel sendiri

CHANTIKA : Dia pikir dia siapa? Beraninya dia menceramahiku. Dia benar-benar egois dan keras kepala. Pria yang sombong, menyebalkan sekali. Aku harap aku tidak bertemu dengan pria seperti dia lagi. Oh Tuhan, mimpi apa aku semalam. Kenapa ini terjadi padaku? 



###



Akbar masih menunggu temannya sambil berbicara sendiri

AKBAR : Hari ini, aku benar-benar sial. Mobilku mogok, dan aku harus bertemu sama wanita yang menyebalkan itu? Dia juga sudah membuat bajuku kotor dan dia cerewet sekali, dia pikir dia itu siapa? Ibuku? Ibuku saja tidak pernah menceramahiku seperti dia. Oh Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi? Jangan sampai aku bertemu wanita seperti dia lagi. Benar-benar menyebalkan 



Arya datang menjemput Akbar. Tanpa sengaja dia memanggilnya Bapak dan membuat Akbar kesal dan marah padanya, Arya bertanya apakah ada masalah. Akbar menceritakan kejadian sebelumnya saat dia bertemu Chantika.



ARYA : Maaf Pak, sudah menunggu lama 

AKBAR : Apa kau bilang? Bapak? Arya, kau sudah mengenalku lama, begitu juga denganku. Kita ini teman, dan kau memanggilku Bapak? 

ARYA : Kau adalah atasanku jadi . . . 

AKBAR : Arya, aku sudah menganggapmu seperti saudaraku sendiri. Aku tidak suka kau panggil Bapak, kita ini seumuran. Lagipula aku ini masih muda dan belum mempunyai seorang anak. Apakah aku sudah kelihatan tua? 

ARYA : Tidak, tidak. Maafkan aku Pak, 

AKBAR : Kau mulai lagi 

ARYA : Baiklah, Akbar temanku 

AKBAR : Bagus. Ayo, sekarang kita berangkat 



Di dalam mobil, suasana terdiam sejenak, Arya melihat raut wajah Akbar yang tengah kesal bertanya ada apa sambil menepuk bahu Akbar dan memintanya untuk menceritakan padanya.



ARYA : Ada apa teman? Sepertinya kau sedang kesal dengan sesuatu. Kalau kau punya masalah, kau bisa ceritakan padaku, 

AKBAR : Aku tidak kesal dengan sesuatu, tapi dengan seseorang 

ARYA : Benarkah? Siapa? Apa masalahnya? Dan kenapa kau kesal padanya? Coba ceritakan padaku 

AKBAR : Kau ini, masih sama seperti dulu. Kau selalu memberiku banyak pertanyaan 

ARYA : Baiklah, aku minta maaf. Sekarang, coba katakan apa masalahmu? 

AKBAR : Apa kau tau? Sebelum kau datang, aku bertemu dengan seorang wanita yang menyebalkan 

ARYA : Oh ya? Apa yang terjadi? 

AKBAR : Dia menabrakku dengan sepeda jeleknya dan meniban badanku. Lihat ini, kemeja dan jasku jadi kotor karena ulahnya. Padahal aku ada pertemuan penting dengan klien hari ini 



Arya tertawa



AKBAR : Kenapa kau tertawa? Apa kau tau? Setelah apa yang dia lakukan padaku, dia memintaku untuk meminta maaf padanya. Dia lalu mulai menceramahiku. Benar-benar sulit di percaya. Dia wanita yang sangat menyebalkan! 



Arya masih tertawa dengan cerita Akbar. Lalu Akbar memintanya agar tidak mentertawakannya



AKBAR : Arya! Berhentilah mentertawakanku, apa ini sebuah lelucon? 

ARYA : Kau tidak usah khawatir teman, aku ada disini. Kau bisa pinjam kemeja dan jasku sekarang 

AKBAR : Lalu kau? 

ARYA : Tidak usah mengkhawatirkanku, aku akan memakai jas dan kemejamu. Tidak masalah 

AKBAR : Baiklah, terima kasih Arya 

ARYA : Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih padaku, akulah yang harus berterima kasih padamu. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, kau sudah banyak membantu hidupku dan kau sudah menjadikanku seperti keluargamu sendiri 

AKBAR : Sudah, lupakan semua itu. Kau juga sudah banyak membantu usahaku teman 



Mereka berdua berpelukan, lalu Akbar meminta sopir untuk mempercepat laju mobilnya



AKBAR : Pak, bisa tolong cepat sedikit. Aku ada rapat penting hari ini 

SOPIR : Baiklah tuan 



###



Di taman Roby mengajak nenek keliling, Nenek merasa senang melihat banyak orang menikmati cuaca pagi, tiba-tiba Roby mendapatkan telfon penting dari Dosennya. Roby meminta izin untuk mengangkat telfonnya sebentar, Nenekpun mengizinkannya. Roby segera pergi mengangkat telfon dan meninggalkan Neneknya di pinggir jalan taman.



ROBY : Nek, Roby ada telfon. 

NENEK : Kau angkat saja nak. Siapa tau penting 

ROBY : Baiklah, Nenek tunggu disini sebentar 

NENEK : Iya 



ROBY : Halo, apa ada masalah Pak? Kenapa Bapak menghubungiku pagi-pagi begini? 

DOSEN : Benar, Roby kau telah melakukan kesalahan besar 

ROBY : Ada apa Pak? Apa yang telah ku lakukan? 

DOSEN : Aku tidak percaya ini, 

ROBY : Maksud Bapak apa? Bapak membuatku jadi khawatir 

DOSEN : Hasil ujianmu Rob, aku tidak menyangka. Kenapa hasil ujianmu kali ini salah semua alias nol besar 

ROBY : Apa maksud Bapak? 



###



Akbar dan Arya tiba di kantor, Akbar terus saja mengomel. Akbar dan Arya pun bertukar baju sambil mengobrol.



AKBAR : Hari ini aku benar-benar sial. Benar-benar sial. Aku benci wanita menyebalkan itu 

ARYA : Sudahlah Akbar, jangan terlalu dipikirkan 

AKBAR : Bagaimana mungkin aku bisa melupakan kejadian itu Arya! 

ARYA : Kalau kau terus memikirkannya, nanti kau malah suka lagi, sama wanita itu 

AKBAR : Kau mau aku pukul? 

ARYA : Maafkan aku, 

AKBAR : Ya Sudah, lupakan. Mana kemejamu 

ARYA : Ini 

AKBAR : Ini punyaku, tapi apa kau yakin akan memakai kemeja kotor ini? Sebaiknya kau pulang saja dulu dan ganti bajumu 

ARYA : Itu tidak perlu Akbar, aku masih ada pekerjaan. Tidak masalah, lagi pula kemeja ini tidak terlalu kotor 

AKBAR : Baiklah, aku pergi dulu menemui klien. Terima kasih kau sudah meminjamkan kemeja dan jasmu 

ARYA : Lagi-lagi kau mengucapkan terima kasih 

AKBAR : Aku pergi sampai jumpa 

ARYA : Iya 



Saat Akbar keluar ruangan, dia kembali membuka pintu dan mengucapkan terima kasih lagi.



AKBAR : Terima kasih bajunya 

ARYA : Apa kau akan mengucapkan terima kasih sampai ratusan kali? 

AKBAR : Tentu saja kenapa tidak? 

ARYA : Sebaiknya kau segera temui klienmu itu, atau nanti kau akan terlambat karena kebanyakan mengucapkan terima kasih padaku 

AKBAR : Baiklah, sampai jumpa 

ARYA : Akbar... Akbar... Dia selalu saja begitu 



###



Di taman, Nenek merasa kepanasan, dan ingin menyeberang ke sebelah.



NENEK : Ya ampun, disini sudah mulai terasa panas, aku harus ke seberang sana 



Nenek melihat Roby yang terlihat tegang saat menelfon dan dia tidak ingin mengganggunya,



NENEK : Sepertinya Roby cucuku sedang ada masalah. Dia terlihat tegang sekali, semoga semuanya baik-baik saja. Baiklah, aku akan mencoba ke seberang sendiri saja 



Nenek mulai mendorong roda kursinya menuju seberang jalan. Saat Nenek berada tepat di tengah jalan, tiba-tiba sekelompok geng motor melaju dengan kencang. Dari arah yang berlawanan, Chantika melihat Nenek dan dia segera menghampiri Nenek, dia meninggalkan sepedanya di tengah jalan dan berlari menghampirinya sambil berteriak



CHANTIKA : Nenek. Awass!!! 



Nenek terkejut melihat geng motor itu dan terjatuh dari kursi, 



CHANTIKA : Nenek, nenek tidak apa-apa? Nenek baik-baik saja kan? 

NENEK : Nenek baik-baik saja nak 

CHANTIKA : Ayo Nek, biar aku bantu duduk 



Chantika pun segera membantu membangunkan Nenek dan mendudukkannya di kursi kembali, sementara para geng motor itu berhenti (meletakkan helmnya) hanya menyaksikan Chantika dan Nenek. Jose (ketua geng motor) lalu mengejeknya.



NENEK : Terima kasih nak 

CHANTIKA : Iya Nek 

JOSE : Wauuu... Benar-benar drama yang mengharukan. hahahaha 



Jose dan gengnya tertawa sambil bertepuk tangan, Chantika menatapnya dengan perasaan kesal dan marah, lalu berdiri mendekatinya



CHANTIKA : Heh! Kenapa kau tertawa? Kau bilang ini drama? Apa kau sadar sama apa yang telah kau lakukan? Kau hampir saja membuat Nenek celaka dan kau bilang ini drama? Kau bermain-main dengan nyawa seseorang dan kau anggap semua itu hanya drama? Apa yang kau pikirkan? Kau harus minta maaf sekarang juga pada Nenek 

JOSE : Apa? Minta maaf? Berani sekali kau menyuruhku dan menceramahiku! Kau pikir kau ini siapa? 

CHANTIKA : Apakah begitu caramu bersikap sama orang tua? 

JOSE : Lalu aku harus apa hah? 

NENEK : Sudahlah nak, Nenek yang salah 

JOSE : Dengerin tuh. Nenekmu yang sudah tua itu saja tahu kalau dia yang salah, dan dia sadar kalau dia harus banyak-banyak minta maaf sekarang, karena sebentar lagi dia juga bakalan e' (meninggal) hahaha. Lagian harusnya kau jaga saja Nenekmu itu dengan baik 



Chantika merasa tidak terima dengan perkataan Jose, dia mendekat Praak!!!  tamparan Chantika tepat mengenai di pipi Jose. Jose menatapnya dengan kesal dan turun dari motornya



JOSE : Berani sekali kau menamparku! 

CHANTIKA : Kau juga berani bicara kasar seperti itu pada Nenek? Apa yang telah ku lakukan padamu itu tidak seberapa! Lain kali hati-hati kalau bicara sama orang tua! Kau seakan-akan menginginkan Nenek ini tiada, apa kau yang menentukan nyawa seseorang? 



Jose berdiri di hadapan Chantika dan memegang dagu Chantika dengan perasaan marah, Chantika pun merasa ketakutan namun tetap memberanikan diri menatap ketua geng motor itu.



JOSE : Kau adalah satu-satunya wanita yang berani menamparku. Aku bisa saja melenyapkanmu, tapi tidak sekarang. Apa kau tidak kenal siapa aku? Semua orang disini tau siapa aku dan tidak ada yang berani menentangku. Tapi kau sudah berani menamparku. Baiklah, kau akan ku kasih pelajaran 

NENEK : Sudah nak, tolong hentikan 



Nenek merasa khawatir dan mulai menangis melihat mereka, saat itu juga Nenek tiba-tiba merasa sesak nafas dan pingsan.



CHANTIKA : Nenek? 

JOSE : Cabut-cabut guys!! 



Jose merasa panik melihat Nenek pingsan dan segera pergi bersama geng nya. Sebelum meninggalkan tempat itu, Jose mengancam Chantika, namun Chantika tidak memperdulikannya, dia terus khawatir dengan keadaan Nenek.



JOSE : Urusan kita belum selesai. Aku akan kembali. Kau akan menyesalinya nanti 

CHANTIKA : Nek, Nenek bangun Nek... 



*** bersambung....  ***




~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

TENTANG PENULIS

A. Rahman AP

Facebook : arahmanap
Twitter : @rahsaanpoetra
Instagram : @arahmanap_

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

Gaes. Apa kalian punya karya cerita menarik dan ingin ditampilkan di website ini? 

Caranya Gampang Banget

01. Isi formulir ini

Judul Cerita : ..........
Nama Penulis : ..........
Jenis Cerita : ..........
Bentuk Cerita : ..........
Tanggal Pertama kali ditulis : ..........
Sinopsis : ..........
Premis (Opsional) : ...........

* Untuk bagian premis boleh diisi boleh tidak, karna hanya jadi bahan pertimbangan dalam pembuatan sampul

Profil singkat / biografi penulis lengkap dengan akun sosial media (untuk catatan kaki)

02. Sudah isi formulirnya??

Kirim ke WhatsApp kita : 085745752369

03. Tunggu kabar pengajuan di Acc
(Paling lama 2 hari. Hari Minggu tidak termasuk hitungan)

04. Setelah ada pemberitahuan jika cerita kalian layak di post di website ini dengan dikirimkan sebuah gambar surat pemberitahuan. Maka kalian boleh mengirimkan cerita kalian via e mail ataupun via WhatsApp

[Sampul]
* Untuk sampul, kita yang akan desainkan judul sesuai dengan tema cerita dan mencantumkan nama penulis dalam cover sampul cerita kalian TANPA DIPUNGUT BIAYA alias GRATIS GAES!!

Atau

Jika kalian ingin mengumpulkan karya-karya cerita yang sudah kalian bikin dalam bentuk media baca buku? Novel? Kumpulan cerpen? Kita siap membantu dan menunjukkan karya kalian pada dunia. Sebuah karya memang harus dihargai, diakui dan diapresiasi. Ayo tunjukkan kreativitasmu.

* PEMESANAN
Untuk informasi lebih jelasnya
Segera Contact kami via Whats App ke nomor : 085745752369

* PEMBAYARAN
Pembayaran dilakukan via transfer ke nomor rekening BNI. Untuk masuk ke proses produksi minimal pembayaran DP sesuai dengan syarat dan ketentuan yang akan diinformasikan via WhatsApp

* PRODUKSI
Setelah melakukan pembayaran dan mengirimkan bukti pembayarannya via whatsapp. Maka kita akan mulai proses produksi.

* LAMA PROSES PRODUKSI
Lama proses produksi tergantung dari banyaknya kata dalam cerita kalian.

Dihitung mulai dari Layout lembaran, setting tulisan, mengatur sub-bab cerita, daftar isi, pemberian nomor, catatan kaki, dll.

Setelah isi selesai dan terhitung banyaknya lembaran. Maka kita akan memulai desain sampul buku.

Jika proses pembuatan sampul sudah selesai sesuai kesepakatan, maka tahap selanjutnya adalah melunasi biaya produksi.

Setelah kekurangan pembayaran dilunasi, kita akan mulai proses cetak.

Setelah proses cetak, ada proses penyortiran sekaligus pengecekan cacat barang dan kelayakan penggunaan lembaran. Jika ada yang rusak maka akan di cetak ulang. Hingga masuk ke tahap finishing.

Usai finishing baru kita packing

* PENGIRIMAN
Buku yang sudah dicetak, diproduksi, dan di packing rapi akan dikirim via POS INDONESIA

Nomor resi pengiriman akan di kirim 1x24 jam sesuai kebijakan dari PT. Pos Indonesia

No comments:

Post a Comment